Senin, 12 April 2010


BANGKOK - Kelompok anti-pemerintah Thailand, yang biasa disebut 'kaus merah' menolak negosiasi yang ditawarkan oleh Pemerintah Thailand. 'Kaus merah' bersikeras tidak akan menyerah untuk menuntut mundurnya PM Abhisit Vejjajiv dan mendesak pelaksanaan pemilu secepatnya.

Sementara korban bentrokan antara kelompok 'kaus merah' dan pihak keamanan yang terjadi Sabtu 10 April bertambah menjadi 20 orang. Lebih dari 800 orang juga terluka dalam bentrokan yang terjadi di Ibukota Thailand, Bangkok.

Meski bentrokan saat ini sudah berhenti tetap saja massa 'kaus merah' yang juga pendukung dari mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, terus berkumpul di pusat kota Bangkok. Mereka sama sekali tidak berniat untuk mundur dari tempat yang sudah menjadi basis pertahanan selama protes berlangsung.

Kelompok massa yang sebagian besar berasal dari wilayah miskin di Thailand mendesak PM Abhisit untuk segera membubarkan parlemen. Mereka juga meminta perdana menteri kelahiran Inggris tersebut untuk angkat kaki dari Thailand.

Pihak militer Thailand sendiri sepertinya enggan untuk bertindak lebih keras lagi, menyusul bentrokan yang terjadi sehari sebelumnya. Menurut seorang juru bicara pemerintah, tindakan diam militer ini tidak lebih agar para prajurit mereka mendapat istirahat yang cukup. Pemerintah juga menepis tuduhan jika militer menggunakan peluru tajam saat terjadi bentrok dengan kelompok pendemo.

Pemerintah negeri Gajah Putih kini telah menunjuk seorang penasihat senior perdana menteri untuk mengatur proses negosiasi dengan kelompok anti-pemerintah. Tetapi juru bicara 'kaus merah' Weng Tojirakarn menolak tawaran negosiasi dari pemerintah.

"Tidak ada waktu lagi untuk bernegosiasi. Kami tidak ingin melakukan perundingan dengan kelompok pembunuh. Kami akan terus melawan tanpa mengurangi rasa hormat kami terhadap rekan yang tewas (dalam bentrokan Sabtu)," tegas Weng Tojirakarn seperti dikutip Reuters, Minggu (11/4/2010).

Penolakan kelompok anti-pemerintah ini menandakan kemungkinan aksi protes yang telah berlangsung selama satu bulan dapat terus berlanjut. Sikap keras hati kelompok 'kaus merah' bisa membuat Thailand terus terperosok dalam kondisi buruk, mengingat protes menyebabkan sektor pariwisata yang menjadi andalan Thailand terguncang.

0 komentar:

Posting Komentar